Jakarta, – Mahasiswa Prodi Keamanan Maritim Cohort XI Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan RI melaksanakan Kuliah Pakar yang dibuka oleh Dekan Fakultas Keamanan Nasional dengan judul “Dinamika Laut China Selatan dalam Perspektif Keamanan Maritim: Tantangan, Peluang, dan Kolaborasi Regional”. (4/3/2024)
Kegiatan Kuliah Pakar ini dihadiri oleh Ketua Dekan Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan RI, Mayjen TNI Dr. Ir. Pujo Widodo, S.E., S.H., S.T., M.A., M.D.S., M.Si., M.Si (Han), Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKN Unhan RI Dr. Herlina Juni Risma Saragih, M.Si., CIQnR., CIQaR., Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Umum FKN Unhan RI Laksamana Pertama TNI Dr. Ikhwan Syahtaria, S.T., S.E., M.M., Perwakilan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok Mr. Gao Zhihong dan diisi oleh narasumber Laksamana Muda (Purn.) Dr. Surya Wiranto, S.H., M.H., (Dosen Keamanan Maritim Universitas Pertahanan Republik Indonesia), Dr. (HC) Capt. Marcellus Jayawibawa, S.SiT., M.Mar. (Pengamat Maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Center), Johanes Herlijanto, Ph.D (Dosen Universitas Pelita Harapan dan Ketua Forum Sinologi Indonesia) beserta Moderator Ristian Atriandi Supriyanto, M.Sc. Dosen Hubungan Internasional, FISIP, Universitas Indonesia.
Dalam sambutannya Kaprodi Keamanan Maritim menyampaikan bahwa kegiatan kuliah pakar ini merupakan bagian dari proses pembelajaran di UNHAN RI, yang bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman kepada para mahasiswa, serta memberi gambaran implementasi ilmu yang telah didapat untuk melakukan penelitian berlanjut di bidang ilmu keamanan dan pertahanan. Selanjutnya, sambutan oleh Dekan Fakultas Keamanan Maritim, yang menyampaikan bahwa dalam menghadapi dinamika geopolitik saat ini, Indonesia dihadapkan pada beberapa isu terutama berkaitan dengan klaim sepihak dari Republik Rakyat Tiongkok atas sebagian wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Beliau menegaskan bahwa situasi di Laut China Selatan adalah hal yang patut mendapat perhatian serius. Apa pun yang terjadi di wilayah tersebut berpotensi mempengaruhi stabilitas kawasan, yang pastinya akan berdampak bagi Indonesia dan negara-negara tetangga.
Kuliah Pakar ini dipandu oleh moderator, dilanjut dengan pemaparan materi oleh masing-masing narasumber. Materi pertama terkait dengan “Kepentingan China, Laut China Selatan dan Natuna Utara” yang disampaikan oleh Johanes Herlijanto, Ph.D., dilanjut materi kedua membahas tentang “Klaim Ten Dash Line China dari Perspektif Kedaulatan Indonesia”, oleh Dr. (HC) Capt. Marcellus Jayawibawa, S.SiT., M.Mar. dan materi terakhir mengenai “Pertaruhkan Eksistensi Hak Berdaulat NKRI di Laut Natuna Utara” oleh Laksamana Muda (Purn.) Dr. Surya Wiranto, S.H., M.H.
Sebelum penutupan agenda Kuliah Pakar ini, didahului dengan pemberian cenderamata dan sertifikat kepada para narsumber dan moderator. Dilanjutkan dengan foto bersama kemudian moderator menutup Kuliah Pakar ini dengan menyampaikan kesimpulan dari narasumber sebagai berikut: Upaya Indonesia dalam menjaga hak berdaulat dan stabilitas wilayah, (1) Indonesia secara konsisten mendorong dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan sengketa wilayah di LCS; (2) Indonesia juga aktif berpartisipasi dalam kerja sama regional seperti ASEAN untuk membangun kepercayaan dan meningkatkan koordinasi dalam menghadapi isu-isu keamanan di LCS; (3) Selain itu, Indonesia juga meningkatkan kapasitas pertahanan dan keamanannya di wilayah LCS untuk menjaga hak berdaulat dan stabilitas wilayahnya.