Bogor – Study visit sekaligus sebagai observer kegiatan The 3 rd WHO– RIDU EMTs Team Member Induction Training and Training of Trainer ini ketua Multi-Country Training Hub for Health Emergencies Operational Readiness (MULTHEOR) Indonesia mahasiswa Prodi Manajemen Bencana Cohort 14 di Pusdiklat PB BNPB pada hari Senin, 16 Oktober 2023 bersama dengan Ketua Prodi Magister Manajemen Bencana, Kolonel Caj Dr. Kusuma, M.Si serta Analis Akademik FKN Unhan RI, Mayor Cba Wilopo, S.E., M.M., M.Han dengan narasumber Kapusdiklat Kheriawan, S.Pd.I, M.M, yang berlokasi di berlokasi di Jl. Anyar No. 37, Tangkil, Kec. Citeureup, Bogor, Jawa Barat 16810.
Dalam moderatornya, Ario Akbar Lomban S.E, M.Ikom yang menjabat sebagai Widyaiswara Ahli Madya BNPB menyampaikan bahwa ketahanan nasional erat kaitannya dengan materi narasumber yang berhubungan dengan mitigasi sampai pemulihan tanggap darurat bencana.
Dalam paparan materinya, Kheriawan, S.Pd.I, M.M selama satu jam tiga puluh menit menyampaikan bahwasannya tujuan penanggulangan bencana yang terdapat dalam UU No. 24 Tahun 2007 yaitu memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana, seperti yang tertuang dalam dokumen kontigensi plan, di mana Indonesia bisa belasan kali terjadi gempa bumi, karena Indonesia berada dalam lempengan indo australi dan pasifik serta Indonesia berada dalam ring of fire. Adapun 5 prioritas kerja dalam era Joko Widodo (2019-2024) dimana fungsi Pusdiklat tertuang pada No. 1 yakni pembangunan SDM dengan cara pelatihan dan workshop.
BNPB sedang menerapkan sistem multihelix dimana masyarakat, pemerintah, swasta, dan stakeholder berperan di dalamnya. Pemerintah sebagai komando dan pelaksana, masyarakat sebagai kesiapsiagaan dan mitigasi lokal, sedang dunia usaha dan swasta sebagai pendorong. Beliau menyampaikan bahwasannya sasaran umum penanggulangan mencangkup penekanan potensi dan dampak kerugian serta kerusakan lingkungan. Koordinasi, komando, pelaksana dan tenaga profesional tertuang dalam pasal 15 UU No. 24 Tahun 2007, dimana kapasitas SDM harus ditingkatkan, sehingga zero victim bisa terealisasikan. Hal tersebut dapat tercermin sesuai kebutuhan daerah yang terdampak yaitu cepat dan tepat. Pada pemaparan materinya, filosofi pelatihan kebencanaan tidak dapat dipisahkan dari kualitas individu terhadap manajemen penanggulangan bencana. Urgensi pelatihan kebencanaan (RIPB 2044) mengenai kapasitas personil PB untuk implementasi UU PB dan target ketangguhan Indonesia dalam menghadapi bencana. Peran pusdiklat untuk lemdiklat pemerintah dan swasta bertujuan meminimalisir korban dan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana.
Kegiatan study visit ke Pusdiklat ini diikuti dengan antusias oleh Prodi Manajemen Bencana sebanyak 24 orang. Hal ini terlihat pada saat pemaparan materi Kapusdiklat ketika mahasiswa serius dalam menyimak dan mengajukan beberapa pertanyaan secara bergilir terhadap materi yang dijabarkan. Setelah itu, mahasiswa ditunjukkan ke beberapa ruang simulasi tanggap darurat bencana oleh Ario Akbar Lomban S.E, M.Ikom selaku Widyaiswara Ahli Madya BNPB. Beberapa diantaranya yaitu ruangan insiden comander, media info, logistik, lorong diorama yang berisi spanduk tanggap darurat bencana, ruang diklat pelatihan, dan yang terakhir ruangan simulasi rumah sakit. Seluruh rangkaian acara ditutup kembali oleh Ario Akbar Lomban S.E, M.Ikom.