Jakarta, 19 November 2025 – Program Studi Ketahanan Pangan, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) menyelenggarakan Bimbingan Teknis bertema “Menuju Program Studi Ketahanan Pangan yang Unggul, Relevan, dan Terakreditasi Nasional: Penyatuan Visi dan Aksi untuk Kemandirian Pangan Nasional.” Acara ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Prof. Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr., IPU, Guru Besar Institut Pertanian Bogor dan Prof. Dr. Ir. Danu Ariaono, praktisi dan pakar Lembaga Akreditasi Mandiri Keteknikan, serta dipandu oleh moderator Kolonel Caj (Purn) Dr. Kusuma, M.Si. Kegiatan diikuti oleh dosen, mahasiswa, dan pengelola program studi sebagai bagian dari upaya penguatan kelembagaan Prodi Ketahanan Pangan UNHAN RI.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Keamanan Nasional, Mayjen TNI Dr. Rachmat Setiawibawa, S.I.P., M.M., M.Tr (Han) menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah instrumen vital bagi pembangunan dan pertahanan negara. Beliau menyampaikan bahwa Prodi Ketahanan Pangan memiliki nilai strategis dalam mendukung kemandirian nasional, meskipun masih menghadapi tantangan administratif seperti belum tersedianya nomenklatur “Ketahanan Pangan” di DIKTI. “Prodi ini harus bergerak cepat dan berorientasi pada hasil, karena persoalan ketahanan pangan adalah persoalan masa depan bangsa,” ujarnya.

Ketahanan Pangan sebagai Pilar Pertahanan Nasional
Dalam sesi pertama, Prof. M. Faiz Syuaib menyampaikan materi bertajuk “Re-orientasi dan Internalisasi Visi–Misi Program Studi dalam Rancangan Kurikulum Pembelajaran dan Penelitian.” Beliau menjelaskan bahwa pangan adalah pilar ketahanan nasional yang harus dilihat tidak hanya dari aspek produksi, tetapi juga distribusi, aksesibilitas, dan kemandirian. Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara agraris-maritim, namun masih menghadapi tantangan berupa ketergantungan impor, distribusi yang belum merata, serta minimnya industrialisasi pangan lokal.
Prof. Faiz menekankan bahwa Prodi Ketahanan Pangan UNHAN harus membangun fondasi akademik yang kuat melalui evaluasi diri, penyusunan visi–misi berbasis kebutuhan nasional, serta penerapan kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE). Beliau menegaskan bahwa OBE adalah standar internasional yang wajib diterapkan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, relevan, dan adaptif terhadap perkembangan pangan dan pertahanan nasional.

SPMI dan Akreditasi sebagai Penggerak Mutu Perguruan Tinggi
Pada sesi kedua, Prof. Dr. Ir. Danu Ariaono memaparkan materi “Operasionalisasi Visi–Misi melalui Inovasi Pengajaran dan SPMI untuk Menunjang Akreditasi.” Ia menjelaskan bahwa pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti), mekanisme Audit Mutu Internal (AMI), dan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) menjadi kunci dalam memastikan mutu berkelanjutan. Prodi baru seperti Ketahanan Pangan wajib membangun dokumentasi mutu yang kuat, menyelaraskan CPL, CPMK, dan RPS, serta menerapkan continuous improvement untuk mencapai akreditasi unggul.
Prof. Danu menegaskan bahwa meskipun Prodi Ketahanan Pangan menghadapi tantangan nomenklatur, hal tersebut dapat disiasati dengan memperkuat diferensiasi keilmuan pada aspek kebijakan pangan, geopolitik pangan, keamanan rantai pasok, dan pertahanan negara—sebuah identitas yang unik dan tidak dimiliki prodi sejenis di universitas lain.

Diskusi: Penguatan Kurikulum, Identitas Keilmuan, dan Kolaborasi Nasional
Sesi diskusi berlangsung aktif dengan pertanyaan dari dosen dan mahasiswa, di antaranya mengenai akreditasi, implementasi OBE, penyusunan kurikulum, perbedaan ketahanan pangan dan sains pangan, serta strategi pencirian keilmuan. Narasumber memberikan penjelasan komprehensif bahwa penyusunan kurikulum harus dimulai dari profil lulusan, CPL, pemetaan mata kuliah, CPMK, hingga evaluasi melalui SPMI. Kekhasan Prodi Ketahanan Pangan UNHAN harus dibangun melalui integrasi kajian pangan dan pertahanan negara. Selain itu, narasumber menjelaskan bahwa mahasiswa harus aktif berkolaborasi dalam penelitian, publikasi ilmiah, dan kegiatan implementatif di lapangan, serta menjalin kerja sama dengan lembaga seperti Bapanas dan Badan Gizi Nasional agar hasil penelitian dapat memberikan manfaat nyata.

Penutupan
Bimbingan Teknis ditutup dengan penegasan bahwa Prodi Ketahanan Pangan memiliki peran strategis dalam mendukung kedaulatan dan ketahanan pangan nasional, yang merupakan bagian integral dari pertahanan negara. UNHAN RI berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi dengan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat dalam membangun sistem pangan nasional yang tangguh, mandiri, dan berkelanjutan. Melalui kegiatan ini, diharapkan terbentuk kesepahaman dan fondasi akademik yang lebih kuat untuk mempercepat kesiapan prodi dalam akreditasi dan kontribusi strategis terhadap pembangunan nasional.
