Jakarta, 16 Oktober 2025 – Program Studi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan Republik Indonesia (UNHAN-RI), menyelenggarakan kuliah pakar internasional bertema “Indonesia-China Collaboration in Strengthening Maritime Security.” Kegiatan ini diselenggarakan secara hibrid pada Kamis, 16 Oktober 2025, bertempat di Mini Lab Keamanan Maritim dan terhubung melalui platform daring. Dihadiri oleh 20 peserta yang terdiri atas mahasiswa keamanan maritim, kepala program studi dan staff keamanan maritim, serta dua narasumber.
Kuliah pakar ini menghadirkan dua narasumber utama (1) Ristian Atriandi Supriyanto MSc, Dosen di Departemen Hubungan Internasional, Universitas Indonesia, Peneliti di Indonesia Sinology Forum (FSI) dan (2) Adinda Natassa Valentine Hutabarat, Ph.D, diplomat Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Sinologist.
Narasumber pertama, Ristian Atriandi Supriyanto MSc, Dosen di Departemen Hubungan Internasional, Universitas Indonesia, Peneliti di Indonesia Sinology Forum (FSI) memaparkan materi berjudul Balancing Cooperation and Sovereignty in Indonesia-China Maritime Relations. Bagian pertama membahas isu-isu maritim yang penting dalam hubungan Indonesia–Tiongkok. Kedua negara tersebut dipandang sebagai maritime neighbours dengan kepentingan bersama di bidang konektivitas dan perdagangan (connectivity & commerce), serta eksplorasi sumber daya dan riset kelautan (resources & research). Narasumber pada sesi berikutnya menguraikan motivasi kedua negara dari 4 sisi geografis, ekonomi, diplomasi dan keamanan. Selanjut narasumber membahas mengenai tantangan dan arah masa depan kerja sama antara kedua negara. Dimana dalam presentasinya narasumber membahas isu-isu terkait perdagangan, tenaga kerja, kedaulatan, geopolitik dan ideologi, dimana narasumber juga membahas mengenai isu pembelian jet tempur dari Tiongkok oleh pemerintahan Indonesia. Bagian terakhit, narasumber menekankan bahwa ke depan, hubungan maritim Indonesia–Tiongkok kemungkinan akan bergerak dalam pola “cooperation amid competition”, di mana aspek ekonomi tetap menjadi prioritas sementara isu kedaulatan dan geopolitik tetap menjadi sumber ketegangan potensial.
Narasumber kedua, Adinda Natassa Valentine Hutabarat, Ph.D, diplomat Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Sinologist memaparkan materi berjudul Interstate Dispute: Historicc Maritime? Nusantara’s Srivijaya Kingdom and China’s Tang Dynasty.
Di bagian awal narasumber membahas mengenai informasi perjanjian batas wilayah dan nine dash line yang bersumber dari buku percaturan geopolitik kawasan laut cina selatan. Selanjutnya narasumber membahas mengenai disnasti Tang dari berbagai aspek geopolitik, ekonomi, geografi, sejarah. Narasumber juga membahas pebedaan pandangan antara dinasti Tang dan kerjaan Sriwijaya.
Kegiatan Kuliah Pakar diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada para narasumber dan sesi foto bersama seluruh peserta. Acara penutupan secara resmi disampaikan oleh Kolonel Laut (E) Dr. Lukman Yudho Prakoso, S.I.P., M.A.P., CIQaR., M.Tr.OPSLA., IPU., (Kaprodi Keamanan Maritim Fakultas Keamanan Nasional, UNHAN RI), menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini serta menegaskan komitmen UNHAN-RI untuk terus menjadi pusat kajian strategis di bidang keamanan maritim, yang tidak hanya adaptif terhadap perkembangan teknologi global, tetapi juga berorientasi pada kepentingan nasional dan ketahanan maritim Indonesia.