BANDUNG – Puluhan mahasiswa Magister Program Studi Damai dan Resolusi Konflik (DRK) Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) belajar langsung dinamika ketahanan daerah di bandung, Jawa Barat (26/06).
Rombongan Mahasiswa Prodi Damai Resolusi Konflik Bersama mahasiswa dari tiga prodi lain yang tergabung dalam Fakultas Keamanan Nasional seperti Prodi Keamanan Maritim, Prodi Managemen Bencana dan Prodi Hukum Keadaan Darurat di sambut oleh Plh Asisten Sekretaris Daerah Bidang Administrasi Umum, Dr.dr.H. Dodo Suhendar, MM, di Aula Gedung sate, Jalan Diponegoro No. 22 Kelurahan Cihaurgeulis, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Program Studi Damai dan Resolusi Konflik Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan Republik Indonesia (UNHAN RI) Cohort XIII, serta didampingi oleh Dekan Fakultas Keamanan nasional, Mayjen TNI Dr. Rachmat Setiawibawa,S.IP.,M.M.,M.Tr(Han), Kepala Program Studi Damai Resolusi Konflik (Kaprodi DRK) Dr. Arifuddin Ukhsan, S.Ag.,M.Ag.,CIQnR dan dosen sekaligus pakar dalam Dinamika konflik Dr. Ichsan Malik, M.Si.
Melalui pendekatan dialogis dan pengamatan langsung, kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman konseptual dan praktis mahasiswa terhadap strategi pembangunan perdamaian berbasis komunitas di wilayah multikultural.
Kunjungan dan Audiensi di Kesbangpol Provinsi Jawa Barat: Menjembatani Teori dan Praktik.
Para mahasiswa (DRK) mengunjungi dan berdialog dengan instansi pemerintah daerah, Bakesbangpol, Forum Komunikasi Umat Beragam (FKUB), serta tokoh masyarakat dan tokoh agama di kampung toleransi. Mereka mendalami berbagai pendekatan dalam menjaga harmoni sosial, meredam potensi konflik, serta membangun ketahanan berbasis budaya dan kearifan lokal.
Mayjen TNI Dr. Rachmat Setiawibawa,S.IP.,M.M.,M.Tr(Han) dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang untuk menumbuhkan sensitivitas akademik dan sosial mahasiswa dalam melihat langsung kompleksitas persoalan ketahanan daerah. “Pengalaman lapangan seperti ini penting agar mahasiswa mampu merancang strategi resolusi konflik yang sesuai dengan konteks lokal,” ujarnya.
“Kegiatan KKDN ini juga merupakan upaya pembelajaran langsung bagi mahasiswa Program Studi Damai dan Resolusi Konflik Universitas Pertahanan RI dalam memahami strategi pembangunan perdamaian berbasis komunitas. Melalui kunjungan ke Kesbangpol Provinsi Jawa Barat dan Kampung Toleransi Paledang di Kota Bandung, peserta diharapkan dapat menggali praktik toleransi, kolaborasi lintas sektor, serta upaya menjaga kerukunan di tengah keberagaman.” Tutupnya
Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian studi lapangan untuk memperkaya pemahaman mahasiswa terkait praktik manajemen konflik dan penguatan ketahanan sosial di tingkat daerah.
Dalam kunjungan tersebut, para mahasiswa mendapat paparan langsung dari jajaran Kesbangpol mengenai berbagai isu aktual di Jawa Barat, termasuk persoalan intoleransi, dinamika ormas, dan strategi menjaga stabilitas sosial-politik di tengah keberagaman dan padatnya jumlah penduduk. Para mahasiswa juga berkesempatan mengunjungi kampung toleransi Kelurahan paledang, kecamatan balong gede bandung untuk berdiskusi dengan Masyarakat yang hidup rukun berdampingan meskipun dalam perbedaan.
“Kami mengapresiasi kehadiran mahasiswa Unhan RI. Bagi kami, ini adalah momentum berbagi pengalaman konkret bagaimana pemerintah daerah menghadapi kompleksitas tantangan sosial, termasuk potensi konflik berbasis agama, suku, dan ideologi,” ujar Drs. Sapta Yulianto Dasuki,M.A.P Sekretaris Bakesbangpol dalam sesi pemaparan.
Kaprodi DRK Dr. Arifudin Ukhsan menambahakan bahwa kunjungan ini dirancang untuk menjembatani antara teori resolusi konflik yang dipelajari di kampus dengan realitas penanganan konflik di lapangan.“Sebagai mahasiswa pascasarjana yang diproyeksikan menjadi pengambil kebijakan di sektor pertahanan dan keamanan, kami harus memahami secara menyeluruh bagaimana dinamika sipil dan strategi penanganannya dilakukan oleh pemerintah daerah,” ujar Ukhsan .Ia menambahkan bahwa Jawa Barat dipilih sebagai objek studi karena dinilai memiliki karakteristik sosial yang sangat kompleks dan representatif secara nasional. Dengan populasi mendekati 70 juta jiwa, dengan luas wilayah 35.45 km persegi dan provinsi dengan penduduk terbanyak, provinsi ini menjadi laboratorium sosial yang dinamis dan penuh tantangan.
Memahami Strategi Lokal: Membangun Perdamaian di Tengah Keberagaman: Kampung Toleransi sebagai Strategi Akar Rumput Menuju Keamanan Nasional
Dalam sesi diskusi, mahasiswa diajak untuk memahami lebih jauh berbagai inisiatif yang telah dijalankan oleh Kesbangpol Jabar. Di antaranya pembentukan Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), dan Kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah dengan terbentuknya Badan koordinasi pengawasan keagamaan dan kepercayaan (Baporpakem) oleh kejaksaan.
Bagi mahasiswa, paparan tersebut memperlihatkan bahwa strategi penanganan konflik tidak bisa hanya bertumpu pada pendekatan keamanan semata, tetapi juga membutuhkan pembinaan, komunikasi antarwarga, serta kolaborasi multi-sektor.
Kolaborasi Akademik dan Pemerintah Daerah
Kunjungan ini menjadi bentuk kolaborasi yang strategis antara akademisi pertahanan dengan institusi pemerintah daerah. Para mahasiswa Unhan diharapkan tidak hanya menguasai teori-teori perdamaian dan resolusi konflik, tetapi juga mampu memahami dimensi sosial, kultural, dan administratif yang dihadapi oleh pemerintah di level lokal. Kegiatan ini pun mendapat sambutan hangat dari pihak Kesbangpol, yang membuka ruang dialog dan tanya jawab seputar pengalaman, kendala, dan capaian yang telah diraih selama ini dalam menjaga kohesi sosial di Jawa Barat. Dengan kunjungan ini, Unhan RI semakin menegaskan peran aktifnya dalam membangun SDM pertahanan yang humanis, strategis, dan memiliki sensitivitas terhadap tantangan-tantangan kemasyarakatan kontemporer.