Program Studi Keamanan Maritim Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan menyelenggarakan kegiatan Kuliah Pakar dengan tema “Optimalisasi Keamanan Maritim melalui Teknologi dan Kerjasama Regional”, pada Kamis, 13 November 2025 yang dilaksanakan secara hybrid.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber ahli dari lintas instansi strategis nasional, yaitu:
1. Asep Ridwan Ruswandi, S.H., M.H.- Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Balai Karimun
2. Brigjen Pol Julisa Kusumowardono, S.I.K., M.Si – Direktur Keterbukaan Publik, Transparansi dan Akuntabilitas Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman.
3. Brigjen TNI Dr. Fitry Taufiq Sahary, S.E., M.M., M.Kom(AI). – Direktur Perencanaan Program (Dirrenprogar) Direktorat Jenderal Perencanaan Pertahanan (Ditjen Renhan), Kementerian Pertahanan Republik Indonesia

Kuliah pakar ini dibuka secara resmi oleh Kepala Program Studi Keamanan Maritim Universitas Pertahanan RI, Kolonel Laut (E) Dr. Lukman Yudho Prakoso, S.I.P., M.A.P., CIQaR., M.Tr.OPSLA., IPU., yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan kuliah pakar ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa untuk penelitian nantinya dan menumbuhkan kesadaran mahasiswa mengenai pentingnya penerapan teknologi dan kerjasama regional guna mendukung Keamanan Maritim.

Dalam paparannya, Asep Ridwan Ruswandi, S.H., M.H. menjelaskan secara mendalam mengenai peran Bea dan Cukai dalam pengamanan jalur laut, yang menjadi garda terdepan dalam menjaga perbatasan maritim Indonesia dari berbagai potensi pelanggaran seperti penyelundupan, perdagangan ilegal, dan ancaman ekonomi lintas batas. Beliau juga memaparkan modernisasi sistem operasi dan teknologi laut yang telah dilakukan Bea dan Cukai untuk meningkatkan efektivitas pengawasan. Selain itu, Asep Ridwan menyoroti pentingnya kerja sama maritim regional antara Bea dan Cukai Indonesia dengan berbagai instansi dalam rangka membangun interoperabilitas data dan memperkuat pengawasan lintas batas laut. Ia juga menguraikan arah strategis Bea dan Cukai ke depan dan beberapa contoh penindakan nyata yang telah dilakukan Bea dan Cukai di laut, termasuk keberhasilan dalam menggagalkan upaya penyelundupan barang berbahaya dan ilegal sebagai bukti nyata komitmen bea dan cukai dalam menjaga keamanan maritim nasional.

Adapun Brigjen Polisi Julisa Kusumowardono memaparkan peran Polri dalam pemeliharaan Keamanan Maritim Melalui Optimalisasi Teknologi Dan Kerja Sama Regional. Beliau memberikan paparan komprehensif mengenai tugas pokok Polri dan peran Korpolairud Baharkam Polri dalam memelihara kamtibmas dan penegakan hukum. Beliau menjelaskan berbagai ancaman maritim yang dihadapi Indonesia, termasuk penyelundupan, illegal fishing, perebutan sumber daya, dan pelanggaran wilayah laut. Lebih lanjut, beliau menyampaikan strategi pengamanan maritim yang diterapkan Polri serta kerja sama regional yang telah dilakukan dalam memperkuat keamanan laut Indonesia. Diakhir paparannya beliau menekankan bahwa kerja sama dengan semua pihak secara terbuka merupakan kunci dalam mengatasi kejahatan maritim yang berdimensi luas dan bersifat borderless (tanpa batas).

Sementara itu, Dr. Fitry Taufiq Sahary menjelaskan tentang Rencana Pembangunan Pertahanan Negara untuk Mendukung Keamanan Maritim. Dalam penjelasannya, Dr. Fitry menguraikan berbagai transformasi ancaman keamanan maritim yang meliputi praktik Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing, pencemaran minyak lintas batas, aktivitas riset asing di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), perdagangan narkoba, penyelundupan, serta kejahatan terorganisir lintas negara. Ancaman-ancaman tersebut dinilai semakin kompleks dan memerlukan pendekatan pertahanan yang adaptif, kolaboratif, serta berbasis teknologi. Lebih lanjut, Dr. Fitry menegaskan mengenai Strategi Pertahanan Maritim Indonesia, yang meliputi pembangunan kekuatan TNI, pembinaan kemampuan, serta peningkatan gelar kekuatan di seluruh wilayah perairan nasional. Diakhir paparan beliau menekankan bahwa Pembangunan Pertahanan Negara dari Segi Keamanan Maritim dapat diperoleh dengan konsep: Pertahanan Berlapis (Layered Maritime Defense), Integrasi Nasional Maritim, Pemanfaatan Teknologi Cerdas, Pertahanan Kepulauan yang Adaptif serta Integrasi Pertahanan dan Ekonomi Biru.

Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 100 orang, yang terdiri dari dosen, mahasiswa Magister Universitas Pertahanan dari berbagai program studi dan beberapa pegawai bea cukai. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan pada sesi diskusi, menandakan tingginya minat terhadap isu-isu strategis yang dibahas. Kegiatan Kuliah Pakar diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada para narasumber dan sesi foto bersama seluruh peserta.

Dengan terselenggaranya kuliah pakar ini, diharapkan mahasiswa dapat memperoleh wawasan praktis dan teoretis mengenai pentingnya Optimalisasi Teknologi dan Kerjasama Regional dalam menjaga keamanan maritim dan kedaulatan nasional.
