Jakarta, 15 Oktober 2025 — Program Studi Manajemen Bencana Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) melaksanakan Kuliah Kerja Luar Negeri (KKLN) Hari ke-2 dengan tema “Strengthening National Resilience of Global Disaster (Lesson learn from Japan) and Disaster Risk Mitigation of CBRN (Man Made Disaster)”.
Kegiatan ini berlangsung secara hybrid di Kampus Unhan RI Salemba dan melalui Zoom Meeting, serta diikuti oleh mahasiswa Program Studi Manajemen Bencana Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI.
Sesi pertama menghadirkan Nishi Yoshimi, Ph.D., Associate Professor dari Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) Kyoto University, dengan moderator Aulia Wildana Putra. Materi yang disampaikan berfokus pada pembelajaran ketahanan nasional terhadap bencana global berdasarkan pengalaman Jepang.
Dalam paparannya, Prof. Nishi menekankan empat poin penting:
1. Hukum dan Teknologi Membangun Struktur, Budaya Menciptakan Perilaku. Sistem dan kelembagaan perlu disertai perubahan budaya agar mitigasi bencana benar-benar efektif di tingkat masyarakat.
2. Mitigasi Bencana sebagai Pembangunan Nasional. Pemulihan pasca bencana merupakan bagian dari pembangunan jangka panjang dan kesiapsiagaan berkelanjutan.
3. Penguatan Jejaring Lintas Batas. Mitigasi bencana harus melibatkan kerja sama internasional karena pola bencana kini bersifat lintas negara.
4. Pemanfaatan Modal Sosial Indonesia. Nilai gotong royong, budaya posko, dan semangat relawan merupakan kekuatan khas bangsa yang perlu dioptimalkan untuk memperkuat ketahanan nasional terhadap bencana.
Sesi ini juga diwarnai dengan diskusi interaktif antara mahasiswa dan narasumber. Beberapa pertanyaan membahas penerapan kearifan lokal dalam mitigasi bencana, adaptasi nilai self-help, mutual help, dan public help di Indonesia, serta strategi menjadikan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional lebih masif dan berkelanjutan.
Kegiatan Kuliah Kerja Luar Negeri ini berlanjut dengan pemaparan dari pemateri kedua dan ketiga, yaitu Alice Rena, Ph.D. (Senior Fellow of CBRN Risk Mitigation UNICRI) dan Adil Radoini, M.Phil. (Middle East Regional Coordinator of CBRN Risk Mitigation UNICRI), dengan moderator Donny Alviandi.
Dalam sesinya, Dr. Alice Rena menjelaskan tentang Chemical, Biological, Radiological, and Nuclear (CBRN) Disaster Risk Mitigation Framework sebagai bagian dari inisiatif Uni Eropa di bawah koordinasi United Nations Interregional Crime and Justice Research Institute (UNICRI). Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antarnegara dalam membangun kapasitas untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons ancaman CBRN, baik yang bersifat alami, tidak disengaja, maupun disengaja. Menurutnya, kesiapsiagaan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada tata kelola yang baik, edukasi publik, serta kerja sama lintas sektor yang berkelanjutan.
Sementara itu, Adil Radoini, M.Phil. memaparkan berbagai contoh kasus nyata yang menggambarkan besarnya risiko CBRN terhadap masyarakat dan ekonomi global, seperti pandemi COVID-19, insiden bioterorisme Rajneeshee tahun 1984, serta ledakan di Pelabuhan Beirut tahun 2020. Ia juga menekankan bahwa ancaman bahan kimia dan biologi berpotensi dimanfaatkan oleh kelompok ekstremis, sehingga koordinasi global dan kesiapsiagaan nasional menjadi kunci utama dalam mitigasi risiko CBRN.
Melalui keseluruhan rangkaian sesi hari kedua ini, mahasiswa memperoleh wawasan mendalam tentang pentingnya memperkuat ketahanan nasional melalui sinergi antara kebijakan, ilmu pengetahuan, dan kolaborasi internasional. Pembelajaran dari Jepang dan pengalaman global terkait CBRN diharapkan dapat menjadi landasan bagi Indonesia dalam membangun sistem manajemen bencana yang tangguh, adaptif, dan berorientasi pada keselamatan manusia.