Jakarta, 08 Oktober 2025 – Kementerian Koordinator Polkam bekerjasama dengan Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI menyelenggarakan kegiatan Kajian Publik dengan tema “KETAHANAN NASIONAL INDONESIA DIHADAPKAN PADA KONTINJENSI KONFLIK GLOBAL DAN REGIONAL”. Kegiatan kajian dilaksanakan pada Hari / Tanggal : Rabu, 08 Oktober 2025, pukul 08.30 s.d Selesai yang bertempat di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, yang dihadiri oleh Rektor Unhan RI dan Dekan Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI beserta Civitas, Pejabat Kemenko Polkam dan peserta undangan lain Ditjen Polpum, Kemenlu, Kementerian Pertahanan, Imigrasi, Bea Cukai, Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi & Digital RI, Direktur Jenderal Penataan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bappenas, Jamintel Kejagung , Basis TNI, Asintel Panglima TNI, Asops Panglima TNI, Waastamaops Kapolri, Wakil Kepala Baintelkam Polri, Badan Intelijen Negara,Kantor Komunikasi Kepresidenan, Sekretariat Jenderal Dewan Pertahanan Nasional, BSSN RI, BNPT RI, Bakamla RI, Asintel KSAD, Asintel KSAL, Asintel KSAU, Asops KSAD, Asops KSAL, Asops KSAU, Lemhanas, Danseskoal, Dansekkau, Kemenko Polkam, Dosen dan Mahasiswa Universitas Pertahanan RI.
Dengan Narasumber pertama adalah Dosen nasional (Lektor/Asisten Professor) Hubungan nasional, Ikatan Alumni Lemhanas RI Strategic Center (IKACL) Sebagai Wakil ketua bidang pertahanan dan keamanan, Direktur Internasional Democracy & Intergrity for Peace (DIP) Institute R.M. Wibawanto Nugroho Widodo, S.E., M.A., M.A., War College Dip., M.P.P., Ph.D. narasumber kedua adalah Dosen Tetap Fisip Universitas Nasional (UNAS), Pengamat politik dan militer, Wartawan senior bidang politik dan pertahanan keamanan negara, Drs. Selamat Ginting, M.I.Kom. dan narasumber ketiga adalah Lemhanas RI Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, DEA.
Tujuan dari kegiatan Kajian Publik “Ketahanan Nasional Indonesia Dihadapkan Pada Kontinjensi Konflik Global Dan Regional” adalah untuk (1) Mendalami isu-isu strategis global yang memengaruhi stabilitas nasional, khususnya Potensi Kontingensi infiltrasi ideologi, serangan siber, manipulasi informasi, dan tekanan ekonomi. (2) Menghimpun masukan dan analisis dari lintas sektor (K/L, akademisi, praktisi, dan masyarakat) dalam menyikapi dinamika politik-keamanan global; (3) Menyamakan persepsi antar-K/L sehingga perumusan strategi menghadapi ancaman global tidak lagi sektoral, melainkan komprehensif dan terintegrasi; (4) Merumuskan rekomendasi kebijakan yang adaptif dan aplikatif sebagai dasar strategi nasional menghadapi dampak konflik global; (5) Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan publik terhadap risiko global, sehingga memperkuat ketahanan sosial dan politik nasional.
Kegiatan diawali dengan dengan sambutan yang disampaikan oleh Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia yang menyampaikan tentang arti pentingnya kajian kegiatan ini yang membedah tentang beberapa Langkah pentingnya Memperkuat koordinasi antar-lembaga pemerintah agar kebijakan ketahanan nasional berjalan sinergis, tingkatkan kapasitas pertahanan siber dan informasi menghadapi ancaman hybrid informasi dan perang, dorong riset dan inovasi teknologi pertahanan, memperkuat kolaborasi antara pemerintah, industri, dan perguruan tinggi, libatkan masyarakat secara aktif dalam bela negara melalui program program yang nyata, bukan hanya sekadar slogan.
Narasumber, pertama Narasumber pertama Dosen nasional (Lektor/Asisten Professor) Hubungan nasional, Ikatan Alumni Lemhanas RI Strategic Center (IKACL) Sebagai Wakil ketua bidang pertahanan dan keamanan, Direktur Internasional Democracy & Intergrity for Peace (DIP) Institute R.M. Wibawanto Nugroho Widodo, S.E., M.A., M.A., War College Dip., M.P.P., Ph.D., menyampaikan materi yang berjudul Ancaman Militer terhadap Indonesia akibat Konflik Global dan Regional . Dalam hal disampaikan bahwa Ancaman militer terhadap Indonesia di era Indo-Pasifik tidak hanya berbentuk invasi klasik, melainkan bersifat multi-domain: mencakup darat, laut, udara, siber, ruang angkasa, hingga perang informasi.
Posisi strategis RI di antara Samudera Hindia Pasifik, di jalur SLOC/Chokepoints global, menjadikan Indonesia rentan sebagai arena perebutan pengaruh sekaligus sasaran perang irregular, Namun kerentanan ini juga membuka peluang untuk tampil sebagai aktor regional yang aktif dalam Diplomasi adaptif, Modernisasi pertahanan, Ketahanan Masyarakat Dengan strategi tersebut, Indonesia dapat memastikan diri tidak hanya sebagai objek persaingan global, tetapi sebagai subjek yang mampu mengarahkan arah geopolitik Indo-Pasifik.
Dan Narasumber kedua adalah Dosen Tetap Fisip Universitas Nasional (UNAS), Pengamat politik dan militer, Wartawan senior bidang politik dan pertahanan keamanan negara, Drs. Selamat Ginting, M.I.Kom, menyampaikan materi yang berjudul Potensi ancaman nonmiliter dan hibrida terhadap stabilitas Indonesia akibat dampak dari konflik global dan regional dalam hal ini ia menyampaikan Ancaman terhadap Indonesia di abad ke-21 tidak lagi berbentuk invasi militer, melainkan infiltrasi ideologi, serangan siber, manipulasi informasi, dan tekanan ekonomi. Dalam menghadapi ancaman ini, kita tidak hanya membutuhkan kekuatan tempur, tapi juga kekuatan berpikir, kekuatan sinergi, dan ketahanan kolektif. Waktunya Indonesia membangun strategi pertahanan yang tidak hanya kuat di medan perang, tetapi juga tangguh dalam menghadapi perang tanpa bentuk. Sedangkan narasumber ketiga adalah Lemhanas RI Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, DEA. yang menyampaikan pandangannya mengenai Kondisi Nyata Ketahanan Nasional dan Sistem Keamanan Nasional Indonesia dihadapkan pada hakikat Ancaman militer, nonmiliter dan hibrida akibat pengaruh Konflik Global dan Regional dalam hal ini bahwa pembangunan bukan hanya sekedar soal Ekonomi,tetapi juga mencakup identitas,integritas, dan persatuan. Dan pentingnya pertahanan siber yang mulai meningkat adalah salah satu bentuk ancaman militer di era digital, seperti Serangan Siber yang menyabotase, Disinformasi dan Propaganda mengenai penyebaran informasi palsu yang menimbulkan perpecahan, dan masih banyak lagi semua ini dapat menyebabkan Ancaman terhadap kedaulatan dan stabilitas nasional, perang yang tidak mengenal batas, dan kerentanan infrastruktur kritis Indonesia harus siap akan semua hal itu.
Kegiatan ditutup dengan penutupan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa, Kementerian Koordinasi Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam), Mayjen TNI Purwito Hadi Wardhono. S,E., M.Hum , yang menyampaikan tentang kegiatan kajian kali ini sangat berharga dalam upaya aspirasi kepada seluruh narasumber, moderator, serta peserta yangn memberikan pandangan yang konstruktif, berbagai pandangan, akan memperkeaya baik militer maupun non militer Kegiatan ini merupakan kegiatan yang berkerjasama dengan unhan untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dan diharapkan lahir rekomendasi strategis, kita memahami bersama lingkungan strategis ditandai dengan ketidakpastiaan geopolitik, dan situasi ini menuntuk untuk kreatif dan antitipastik, kolaboratif, kemenkopolkam memiliki tanggung jawab mengkoordinasi kebijakan dan respon strategis Forum ini hendaknya tidak hanya berhenti pada diskusi saja tapi ruang berkelanjutan untuk seluruh unsur masyarakat.
Hasil diksusi dapat menjadi pertimbangan pengambilan keputusan nasional. Kami menyampaikan aspirasi terhadap seluruh pihak yang terlibat., tetapi juga memperkuat kolaborasi antara Kementerian Koordinator Bidang Politik, dan Keamanan (Polkam) dengan Universitas Pertahanan RI sebagai pusat kajian strategis nasional. Melalui sinergi ini, Unhan RI dapat memberikan kontribusi keilmuan dan perspektif akademik yang mendalam, sementara Polkam dapat menyalurkan hasil kajian tersebut sebagai masukan langsung dalam perumusan kebijakan negara. Dengan demikian, forum ini diharapkan menjadi jembatan antara dunia akademik dan pengambil keputusan, sehingga strategi antisipasi terhadap kontijensi konflik global dapat lebih terarah, komprehensif, dan berdampak nyata bagi penguatan stabilitas