Jakarta, 19 September 2025 – Program Studi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan RI menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Kolaborasi Internasional Dan Peran Ai Dalam Geopolotik Keamanan Maritim”. Kegiatan FGD dilaksanakan pada Hari / Tanggal: Jumat, 19 September 2025, pukul 08.30 s.d Selesai secara hybrid di Kampus Pasca Sarjana UNHAN RI Salemba – Jakarta dan melalui daring, yang dihadiri oleh Dekan Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI beserta Civitas, dan peserta undangan lain Badan Keamanan Nasional, PT Intex. Tujuan dari kegiatan FGD dengan tema “Kolaborasi Internasional Dan Peran Ai Dalam Geopolotik Keamanan Maritim” adalah untuk membahas terkait keamanan maritim tidak bisa lagi dipisahkan dari geopolitik yang dinamis, kolaborasi internasional dan kemajuan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (Artificial intelligence).
Kegiatan diawali dengan dengan sambutan yang disampaikan oleh Mayor Jenderal TNI Dr. Rachmat Setiawibawa, S.IP.,M.M., M.Tr (Han) Dekan Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan RI yang menekankan pentingnya posisi strategis Indonesia dan peran teknologi AI dalam memperkuat respons terhadap ancaman maritim yang semakin kompleks.
FGD menghadirkan dua narasumber utama. Narasumber pertama Laksamana Pertama (TNI) Askari, P.S.C., S.Ikom, M.Sc., M.A. menyampaikan materi tentang “Perspektif Strategis Dinamika Keamanan Maritim & Pentingnya Kerjasama dalam Menjaga Stabilitas Maritim”. Beliau menjelaskan perbedaan antara maritime security dan maritime safety, serta menekankan pentingnya sinergi nasional, regional, dan internasional dalam menjaga stabilitas kawasan. Berbagai studi kasus, seperti penanganan penyelundupan minyak di Laut Natuna, penyelamatan WNI korban perdagangan manusia di perairan Korea, serta repatriasi nelayan Indonesia di Laut Filipina, menunjukkan bukti nyata efektivitas kerjasama lintas negara.
Sementara itu, Narasumber Kedua, Ir. Muhammad Ridwan Prasetyarto menyampaikan materi tentang Integrating Agentic AI and Multi-Agent System for Maritime Security-Economy-Sustainability. Ia menjelaskan bahwa masa depan pertahanan maritim tidak lagi bergantung pada sistem tunggal, melainkan pada integrasi Agentic AI dan Multi-Agent System (MAS). Konsep ini memungkinkan koordinasi, simulasi, dan operasi real-time yang lebih efektif dalam menghadapi ancaman maritim. Ridwan menekankan bahwa Indonesia memiliki keunggulan geografis untuk mengembangkan sistem pertahanan maritim terdistribusi berbasis drone, USV, dan sensor, yang dapat memberikan efektivitas biaya, fleksibilitas strategis, serta keuntungan asimetris dalam menghadapi kekuatan laut besar.
Diskusi interaktif yang melibatkan akademisi, mahasiswa, dan praktisi keamanan maritim menghasilkan berbagai masukan terkait etika penggunaan AI, ketergantungan pada data satelit, serta tantangan keamanan siber dalam sistem maritim berbasis teknologi. Berbagai pertanyaan menyoroti kebutuhan regulasi, kesiapan SDM, serta strategi nasional untuk menjaga kedaulatan di wilayah perbatasan laut.
Dari FGD ini dapat disimpulkan bahwa keamanan maritim bersifat multidimensional, mencakup aspek hukum, kedaulatan, kesejahteraan, dan perlindungan warga negara. Dinamika lingkungan strategis semakin kompleks dengan hadirnya aktor non-negara, dampak perubahan iklim, serta kemajuan teknologi otonom. AI dan MAS diyakini menjadi masa depan keamanan maritim, sementara integrasi big data dan generative AI menjadi landasan utama bagi pengembangan maritime intelligence di berbagai domain. Untuk mewujudkan hal ini, dibutuhkan koordinasi antar lembaga nasional, kerjasama regional, serta kolaborasi internasional yang lebih erat, disertai investasi pada riset, pengembangan teknologi, dan penguatan sumber daya manusia.
Kegiatan ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada Narasumber dan foto bersama dengan para peserta kajian dilanjutkan sambutan penutupan oleh Dekan Fakultas Keamanan Nasional UNHAN RI, Mayjen TNI Dr. Rachmat Setiawibawa, MM., M.Tr (Han), yang menyampaikan Dengan terselenggaranya FGD ini, Universitas Pertahanan RI menegaskan komitmennya untuk menjadi pusat kajian strategis dalam pengembangan ilmu keamanan maritim, yang tidak hanya adaptif terhadap perkembangan teknologi global, tetapi juga berorientasi pada kepentingan nasional dan kedaulatan maritim Indonesia.