Jakarta, 19 Oktober 2023 – Wakil Dekan II FKN Unhan RI Brigadir Jenderal TNI Drs. Silvester Alber Tumbol, M.A. bersama Ketua Prodi Magister Manajemen Bencana Kolonel Caj. Dr. Kusuma, M.Si. dan Analis Akademik FKN Unhan RI, Mayor Cba Wilopo, S.E.,M.M., M.Han serta civitas akademika Manajemen Bencana FKN menghadiri pembukaan acara Pameran dan Konferensi bertajuk Emergency Disaster Reduction & Rescue (EDRR) di Jakarta International Expo. Kegiatan EDRR ini merupakan acara yang berkomitmen untuk memberikan solusi komprehensif pada bidang tanggap bencana dan kesiapsiagaan darurat kepada sektor public dan swasta di seluruh kawasan Asia-Pasifik. Acara ini diselenggarakan dari tanggal 19 Oktober 2023 hingga 21 Oktober 2023.
EDRR Indonesia 2023 melibatkan lebih dari 10.000 profesional lokal dan internasional, serta 150 delegasi VIP yang mewakili Indonesia serta kawasan Asia Pasifik yang lebih luas. Pameran ini juga diramaikan dengan 180 perusahaan termuka termasuk Blu-Med, Zhongnei Power, Guodong Network Communication Group Co, Ltd, SAIC MAXUS, MPMC POWERTECH CORP dan lain-lain.
Minhao Zhou, selaku ketua Dewan Promosi Perdagangan Internasional Shanghai (Chairman of Council for the Promotion of International Trade Shanghai) menyatakan bahwa EDRR Indonesia 2023 memiliki misi untuk meningkatkan kemampuan manajemen bencana sekaligus mempromosikan teknologi keamanan dalam rangka antisipasi dan penanganan paska bencana. “kami hadir disini mengusung kerjasama untuk meningkatkan kemampuan kita semua dalam melindungi kehidupan, melindungi negara kita masing-masing melalui pencegahan bencana dan pertukaran pengetahuan. Platform ini merupakan bentuk kooperasi internasional untuk memperkuat Kerjasama kedua negara ini” tegasnya.
EDRR Indonesia juga didukung oleh lembaga pemerintahan termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Nasional Pencarian & Pertolongan (BNPP/BASARNAS), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Provinsi DKI Jakarta, Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI), Otoritas Ibu Kota Negara (OIKIN), dan Biro Pengembangan Perdagangan dari Kementerian Perdagangan Republik Rakyat Tiongkok (TDB), serta lembaga lain yang berkepentingan.
EDRR Indonesia 2023 ini diapresiasi oleh Marsekal Madya TNI Kusworo, S.E., MM selaku Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNNP/BASARNAS), dengan menyatakan bahwa “EDRR ini bisa menjadi platform holistic untuk membangun persepsi public dan kesadaran atas peningkatan reliensi terhadap penanganan bencana melalui Kerjasama antara pemerintah, lembaga internasional, serta masyarakat.”.
Kepala Deputi Bidang Sistem dan Strategi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr. Raditya Jati, S.Si., M.Si turut menyatakan apresiasinya terhadap acara EDRR Indonesia 2023 “Teknologi dibutuhkan dalam seluruh siklus penanggulangan bencana, dari pra bencana, persiapan dan kesiapsiagaan, lalu saat terjadi bencana, dan juga di masa rekonstruksi dan rehabilitasi. Menuju Indonesia Emas 2045, menuju bangsa yang memiliki ketahanan (resilience nation) di tahun 2045, Indonesia bisa maju dengan berbasis pada teknologi dan kolaborasi dengan berbagai negara lain seperti yang saat ini,” ucapnya.
Pada pameran ini juga diadakan Seminar Nasional Kebencanaan dengan topik tentang peningkatan kesiapsiagaan bencana di DKI Jakarta : strategi pentahelix dalam mengatasi kebakaran dan banjir, dengan mengambil konsentrasi pembahasan dikomunikasi kebencanaan yang dilaksanakan di Jakarta International Expo Hall B3 conference Hall A, pada hari Sabtu, 21 Oktober 2023 dengan narasumber Trinirmala Ningrum sebagai Direktur Yayasan Skala Indonesia, dan Dr. Farah Mulyasari yang saat ini menjabat sebagai dosen dan peneliti di direktorat penelitian dan pengabdian masyarakat Universitas Pertamina .
Dalam moderatornya, Mohamad Yohan, S.T, S.E, M.AP menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas media erat kaitannya dengan materi narasumber yang berhubungan dengan pentingnya diskusi dialog dan penyamaan presepsi akan sistem penyampaian informasi manajemen bencana.
Dalam paparan materinya, Trinirmala Ningrum selama dua puluh menit menyampaikan bahwasannya siklus kebencanaan akan terjadi secara terus menerus. Pentingnya sosialisasi akan risiko yang dilakukan pemerintah daerah, otoritas terbuka, sehingga berita hoaks dapat ditangkal. Peran jurnalisme dalam penyebaran media massa juga tidak kalah penting. Adapun kualifikasi jurnalis dalam penyampaian media yakni memberikan konteks yang jelas, pelaporan yang obyektif, mewawancarai pakar, informasi yang terkini dan realtime, advokasi untuk transparansi, meminta akuntabilitas dari pihak berwenang. Pada penyampaian materi beliau menekankan pada pentingnya strategi dan agenda setting bagi pemerintah dalam proses komunikasi risiko, saat pra bencana, bencana, dan pasca bencana.
Sedangkan materi yang disampaikan oleh Dr. Farah Mulyasari selama dua puluh menit tersebut, menyampaikan sudut pandang dari praktisi dan masyarakat. Adapun sudut pandang dari praktisi yaitu : persiapan, kebutuhan akan komunikan yang cepat dan tepat, adaptabilitas dalam penyampaian pesan, keterlibatan masyarakat yang aktif, skill komunikasi multichannel, pemberdayaan staff, mengatasi tantangan budaya serta bahasa, evaluasi dan sustainable learning, kemitraan dengan pihak lain, dan resiliensi ketahanan masyarakat. Adapun sudut pandang Masyarakat terhadap kebencanaan yaitu : ketersediaan informasi yang mudak diakses, Bahasa yang dapat dipahami, kecepatan dalam penyampaian informasi, keterlibatan Masyarakat, kebutuhan terhadap kebutuhan khusus, transparansi dan kepastian, edukasi dan pelatihan, apresiasi terhadap pengetahauan lokal, kemitraan dengan komunitas lokal, dan kebijakan yang mementingkan keselamatan. 5 dimensi tools yang pernah beliau teliti terdiri dari fisik, sosial, ekonomi, institusional dan natural yang dituangkan dalam penelitiannya terhadap banjir yang ada di Bandung secara periodik, dari tahun 2015 hingga tahun 2023, dimana banjir di Bandung merupakan 30 besar peringkat banjir tertinggi di Asia Tenggara menurut CDRI publication.
Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh enam mahasiswa Prodi Manajemen Bencana. Hal ini terlihat pada saat sesi pertanyaan, mahasiswa mengajukan beberapa pertanyaan secara bergilir terhadap 2 narasumber tersebut terkait materi yang dijabarkan dengan menyelaraskan isu yang saat ini memerlukan perhatian khusus. Seluruh rangkaian acara ditutup kembali oleh Mohamad Yohan, S.T, S.E, M.AP, selaku kepala pusat data dan informasi kebencanaan BPBD Provinsi DKI Jakarta selaku moderator pada acara tersebut.
Setelah sesi penutupan materi, mahasiswa mengelilingi keseluruhan stand yang da di hall tersebut. Antara lain stand BNPB dan BASARNAS. Dalam booth Basarnas, mahasiswa diperlihatkan teknologi-teknologi terbaru dalam penanganan pencarian korban bencana. Pencarian korban perairan dapat menggunakan mesin pencari tanpa awak berkamera yang mampu melakukan penyelaman hingga sedalam 100m maupun sonar untuk penyiaman korban dalam tingkat salinitas air yang tinggi sehingga air terlalu keruh untuk dapat diihat oleh mata. Dalam pencarian korban darat, peralatan yang digunakan adalan sensor gerak yang dapat menembus bangunan beton dalam radius 20m, sistem kerja alat tersebut yaitu mendeteksi adanya gerakan apapun, bahkan gerakan sehalus tarikan nafas manusia dapat terlihat dari monitor alat tersebut.
Dalam Stand BNPB, mahasiswa berdiskusi terkait dengan penanganan bencana yang ditampilkan dalam website andalan BNPB yaitu inarisk. Aplikasi tersebut menampilkan kajian resiko bencana di tiap kabupaten di Indonesia. Aplikasi ini menggunakan hasil Kajian yang dibangun oleh BNPB bersama Kementerian/Lembaga terkait serta dukungan Organisasi kebencanaan yang ada di Indonesia. Dalam platform digital, Masyarakat dapat mengakses dan melihat resiko dan penanganan bencana di daerah masing-masing untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana karena telah mengetahui informasi bahaya yang terdapat di lokasi tersebut, serta rekomendasi mitigasi dan prosedur evakuasinya.
Mahasiswa mendapatkan banyak sekali pengalaman dalam penanganan bencana baik di Indonesia maupun di Luar Negeri. Harapannya kegiatan Expo tentang kebencanaan dapat dilakukan secara rutin untuk memberikan edukasi terhadap Masyarakat dan khususnya para stakeholder untuk dapat lebih tanggap dan siap siaga terhadap kondisi bencana mengingat Indonesia adalah negara dengan jenis bencana paling beragam di dunia, hal ini dimanfaatkan dengan memaksimalkan komunikasi risiko demi mewujudkan Indonesia Tangguh Bencana.