Bandung, 26 Juni 2025. Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Bencana Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan Republik Indonesia melaksanakan Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) di Kota Bandung dengan mengunjungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, Museum Mandala Wangsit Siliwangi, serta Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarahad). Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan KKDN bertema: “Peran Pemerintah , Komunitas, dan Masyarakat dalam Peningkatan Pengurangan Risiko Bencana Geologi di Provinsi Jawa Barat untuk Mewujudkan Keamanan Nasional”.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas pemahaman mahasiswa mengenai pendekatan strategis, historis, dan kolaboratif dalam upaya pengurangan risiko bencana (PRB), khususnya di wilayah dengan kerentanan geologi tinggi seperti Provinsi Jawa Barat. Penguatan Peran Pemerintah dan Komunitas di BPBD Jawa Barat.
Kunjungan dimulai dengan audiensi dan diskusi bersama BPBD Provinsi Jawa Barat. Sekretaris BPBD, Ibu Anne Hermadianne Adnan, S.Sos., MA, menekankan pentingnya mitigasi sebagai pilar utama dalam menghadapi risiko bencana. “Jawa Barat memiliki tingkat kerawanan yang tinggi, terutama terhadap pergerakan tanah. Mitigasi dan sinergi multipihak menjadi kunci dalam mewujudkan keamanan nasional,” ujarnya.
Paparan dari Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Drs. Edy Heryadi, M.Si., memperkuat urgensi kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan komunitas dalam membangun ketahanan wilayah. Ia juga memaparkan capaian Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) yang menunjukkan penurunan kategori risiko tinggi di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Barat sebagai hasil kerja sama yang berkelanjutan.
Merekam Jejak Sejarah di Museum Mandala Wangsit dan Disjarahad. Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan edukatif ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi, tempat para mahasiswa mempelajari narasi perjuangan dan patriotisme bangsa. Koleksi artefak, lukisan, serta dokumentasi sejarah yang ditampilkan menggambarkan ketangguhan dan semangat juang bangsa dalam menghadapi berbagai ancaman—suatu inspirasi strategis dalam konteks penanggulangan bencana saat ini.
Sementara itu, di Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarahad), mahasiswa diajak untuk memahami kontribusi TNI AD dalam pembangunan nasional dan operasi kemanusiaan, termasuk penanganan bencana. Dokumentasi sejarah dan arsip strategis yang disajikan memperlihatkan bahwa ketahanan nasional juga ditopang oleh kekuatan militer yang tanggap terhadap situasi darurat sipil.
Sinergi Strategis: Mitigasi Bencana Sebagai Pilar Keamanan Nasional. Melalui kegiatan KKDN ini, mahasiswa Manajemen Bencana Unhan RI tidak hanya mendalami teori dan praktik PRB, tetapi juga menyaksikan langsung bagaimana kolaborasi antara institusi pemerintah, militer, komunitas, dan masyarakat sipil dapat membentuk fondasi ketahanan nasional yang kokoh.
“Kegiatan ini menjadi refleksi nyata bahwa pengurangan risiko bencana tidak hanya membutuhkan pendekatan teknis dan ilmiah, tetapi juga semangat kebangsaan, integrasi sejarah, dan kesadaran kolektif untuk membangun Indonesia yang tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan,” ujar salah satu dosen pembimbing.
Kegiatan KKDN ditutup dengan sesi refleksi, diskusi strategis, dan dokumentasi bersama, menandai semangat sinergi dan komitmen berkelanjutan antar elemen bangsa dalam menciptakan sistem pengurangan risiko bencana yang inklusif dan berkelanjutan.